Minggu, 11 Desember 2011

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL


Haram Hukumnya Mengucapkan Selamat Natal
Saat ini ada beda pendapat di sebagian ummat Islam tentang hukum mengucapkan Selamat Natal pada Ummat Kristen yang merayakan hari raya Natal. Ada yang tegas menyatakan haram. Ada pula yang membolehkannya.
Terhadap hal itu, hendaknya kita mengkaji Al Qur’an dan Hadits yang Sahih agar tahu mana pendapat yang benar, dan mana yang salah.
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al Maa-idah 2]
“Rasulullah s.a.w. melaknat tentang arak, sepuluh golongan: (1) yang memerasnya, (2) yang minta diperaskannya, (3) yang meminumnya, (4) yang membawanya, (5) yang minta dihantarinya, (6) yang menuangkannya, (7) yang menjualnya, (8) yang makan harganya, (9) yang membelinya, (10) yang minta dibelikannya.” (Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah)
Dari Jabir ra bahwasanya Rasulullah SAW melaknat para pemakan riba, yang meberikannya, para pencatatnya dan saksi-saksinya.” Kemudian beliau bersabda, “Mereka semua adalah sama”. (HR. Muslim).
Allah memerintahkan kita untuk tolong-menolong dalam hal kebaikan. Sebaliknya Allah melarang keras tolong-menolong dalam hal kejahatan. Dari hadits tentang riba dan arak kita tahu dosanya mengenai bukan cuma pelaku riba atau peminum arak. Tapi siapa pun yang terlibat termasuk saksi atau pun yang cuma mengantarkan minuman. Demikian pula untuk dosa lain seperti Syirik.
Nah kita tahu bahwa pada hari Natal, ummat Kristen merayakan hari lahir Yesus yang mereka anggap Tuhan mereka. Tuhan Anak! Itu adalah dosa Syirik. Dan Syirik itu adalah dosa terbesar yang tidak terampuni. Nah jika terhadap dosa yang lebih kecil seperti Riba dan Minum Arak saja kita dilarang turut membantu, bagaimana dengan mengucapkan “Selamat Natal” yang merupakan satu doa kepada orang yang tengah merayakan kemusyrikan?
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.” [An Nisaa’ 171]
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” [Al Maa-idah 73]
Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:
“Katakanlah: Allah itu Satu
Allah tempat meminta
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]
Seharusnya kita memberitahu mereka bahwa syirik itu dosa. Bukan justru memberi selamat! Jika kita beri ucapan selamat, mereka tidak akan sadar dan terus terjebak dalam kemusyrikan.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’:116]
Perhatikan ayat-ayat di atas. Allah menyatakan bahwa kafirlah Ahli Kitab yang menganggap Allah hanyalah 1 dari 3 Tuhan dan Allah menjanjikan siksaan yang pedih pada orang-orang yang musyrik. Adakah kita ingin turut mendapat siksa dengan memberikan ucapan selamat kepada orang yang tengah merayakan hari kelahiran Yesus sebagai Tuhan Anak? Sebagai sekutu dari Allah?
Oleh karena itu keliru jika ada yang mengharamkan orang menghadiri acara Natal, tapi justru menghalalkan menucapkan Selamat Natal. Sesuatu yang haram itu dosa. Mengucapkan selamat kepada orang yang berbuat haram juga dosa. Misalnya orang mencuri (mencuri lebih ringan dosanya daripada sirik). Jika kita mengucapkan Selamat Mencuri, itu juga dosa. Begitu pula mengucapkan selamat kepada orang yang tengah berbuat dosa syirik.
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (Qs. Az Zumar [39]: 7)
Sebagaimana Allah tidak meridhoi/menyukai kekafiran, hendaknya kita begitu. Bukan justru memberi ucapan selamat kepada orang yang merayakan kekafirannya dengan merayakan kelahiran Tuhan dan Juru Selamat mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Allah memberitahukan, tidak didapatkan orang beriman mencintai orang kafir. Siapa yang mencintai orang kafir maka dia bukan seorang mukmin. Menyerupai secara dzahir bisa menimbulkan kecintaan maka diharamkan.”
….Allah memberitahukan, tidak didapatkan orang beriman mencintai orang kafir. Siapa yang mencintai orang kafir maka dia bukan seorang mukmin. Menyerupai secara dzahir bisa menimbulkan kecintaan maka diharamkan….
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Oleh karena itu kasihan sekali jika ada presenter Muslim di TV atau pramuniaga Muslim di Mal-mal yang mengenakan topi merah Sinterklas saat Natal. Karena itu berarti mereka termasuk bagian dari orang-orang Kristen. Ketahuilah bahwa akhirat/surga itu lebih baik dan lebih kekal daripada dunia yang fana ini.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…” [Al Fath 29]
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah 54]
Larangan menghadiri perayaan hari raya orang kafir
Para ulama bersepakat, haram menghadiri perayaan hari raya orang kafir dan bertasyabuh (menyerupai) acara mereka. Ini adalah pendapat madzab Hanafi, Maliki, syafi’i, dan Hambali. (Lihat Iqtidla’ ash-Shirat al-Mustaqim, karya Ibnu Taimiyah : 2/425 dan Ahkam Ahlidz Dzimmah, karya Ibnul Qayyim 2/227).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ’Utsaimin mengatakan, ”Ucapan selamat hari natal atau ucapan selamat lainnya yang berkaitan dengan agama kepada orang kafir adalah haram berdasarkan kesepakatan para ulama.” [Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 3/28-29, no. 404, Asy Syamilah.]
Dalam Al-Fiqh Al-Islami, Tasyabuh dilarang berdasarkan alasan yang cukup banyak:
1.  Tidak menumpang pada kapal yang digunakan orang kafir untuk menghadiri perayaan hari raya mereka.
Imam Malik rahimahullah berkata; “dimakruhkan menumpang kapal orang kafir yang dijalankan sebagai alat transportasi untuk menghadiri perayaan hari raya mereka, karena laknat dan kemurkaan Allah turun kepada mereka.” (dalam Al-Luma’ Fi al-Hawadits wa al-Bida’1/392).
Ibnul Qasim pernah ditanya tentang menumpang kapal yang dijalankan orang Nashrani untuk menghadiri perayaan hari raya mereka, maka beliau membenci hal itu karena khawatir akan turun murka kepada mereka disebabkan kesyirikan yang mereka lakukan. (lihat Al-Iqtidla: 2/625).
Ibn al-Qayyim pernah menyampaikan bila pemberian ucapan “Selamat Natal” atau mengucapkan “Happy Christmas” kepada orang-orang Kafir hukumnya haram.
Sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkâm Ahl adz-Dzimmah”, beliau berkata, “Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama.
Alasan Ibu al-Qayyim, menyatakan haram ucapan selamat kepada orang-orang Kafir berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka karena hal itu mengandung persetujuan terhadap syi’ar-syi’ar kekufuran yang mereka lakukan.
Mungkin ada yang berkata, “Masak mengucapkan Selamat Natal saja haram?” Menurut kita mungkin kecil. Tapi di sisi Allah ucapan yang sesat itu besar dosanya. Coba lihat:
“Mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.”
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh” [Maryam 88-90]
Jangankan mengucapkan Selamat Natal, mengucapkan salam biasa saja kepada Non Muslim kita dilarang:
Rasulullah SAW bersabda:”Jangan kalian mendahului mengucapkan salam kepada orang Yahudi atau Nashrani” (HR. Muslim).
Apabila orang Non Muslim memulai mengucapkan salam, maka jawaban yang diperkenankan oleh syari’at adalah:”Wa ‘alaikum!” (Semoga anda juga). Itu saja, tidak usah diperpanjang lagi. Rasulullah SAW menasihatkan:”Jika orang-orang Ahli Kitab (Non Muslim) memberi salam kepada kamu, maka jawablah:”Wa ‘alaikum” (HR. Bukhary dan Muslim).
Salam adalah do’a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kita tidak bisa mengucapkan doa Selamat kepada orang yang kafir/musyrik karena jika mereka tak tobat, siksa Allah sudah jelas menunggu mereka.
”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al Qashash [28]: 56).
Satu-satunya doa yang diperbolehkan untuk orang kafir yang masih hidup adalah doa agar mereka dapat petunjuk untuk masuk Islam:
Do’a Rasulullah SAW kepada orang Non Muslim:”Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti” (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan ali An Nadwi). Atau do’a Rasululah SAW kepada Umar Bin Khaththab ketika masih kafir:”Ya Allah, berilah kemuliaan kepada Islam dengan masuk Islamnya salah satu orang terkasih kepada-Mu, yakni Abu Jahal atau Umar Bin Khaththab”.
Ada ulama yang membolehkan mengucapkan salam dengan dalil di bawah:
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [Maryam 33]
Namun kita harus paham bahwa itu adalah ucapan Nabi Isa yang berdoa semoga keselamatan dilimpahkan padanya pada hari beliau dilahirkan, meninggal, dan saat dibangkitkan kembali.  Bukan setiap tanggal 25 Desember yang memakai tahun Masehi karena ummat Islam memakai kalendar Hijriyah. Dan Nabi serta para sahabat tak pernah mengucapkan Selamat Natal.
Selain itu, harusnya cukup berdoa kepada Allah agar melimpahkan keselamatan kepada Nabi  Isa. Bukan memberi ucapan Selamat Natal kepada kaum Nasrani yang kita tahu merayakan kelahiran Tuhan mereka.
Selain itu, mengucapkan Selamat Natal atas kelahiran Nabi Isa pada tanggal 25 Desember juga salah waktu. Sebab Nabi Isa AS tidak lahir pada tanggal 25 Desember, beliau lahir di musim panas saat kurma berbuah, sebagaimana isyarat di dalam ayat Al-Quran saat Ibunda Maryam melahirkannya di bawah pohon kurma. Saat itu Allah SWT berfirma kepadanya:
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (QS. Maryam: 25)
Bahkan sebagian orang Kristen sendiri menyatakan bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus. Tapi itu adalah hari perayaan kaum Romawi, Solstice Day, yang merayakan hari kelahiran Dewa Matahari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Natal
Jadi keliru sekali jika ada ummat Islam yang mengucapkan Selamat Natal pada tanggal 25 Desember.
Ada ulama yang menghalalkan mengucapkan selamat natal dengan dalil “Berbuat Baik”:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”  (QS. Al-Mumtahanah:
Ayat ini turun pada Asma’ binti Abi Bakr ra, di mana ibundanya –Qotilah binti ‘Abdil ‘Uzza- yang musyrik dan ia diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk tetap menjalin hubungan dengan ibunya.[Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy]. Jadi bukan untuk mengucapkan Selamat Natal.
Padahal berbuat baik di atas adalah berbuat baik selama kita tidak bermaksiat kepada Allah. Jangankan terhadap orang biasa, terhadap orang tua saja meski kita harus berbuat baik, tapi jika durhaka kepada perintah Allah haram bagi kita untuk mematuhi mereka.
Berbuat baik itu bukan berarti kita ikut ridho dan mengucapkan selamat atas kekafiran mereka. Islam memang menghargai kebebasan beragama. Laa ikraha fid diin. Tak ada paksaan dalam beragama. Tapi dalam hal aqidah, tidak bisa dicampur aduk. Sebagai contoh Nabi pernah ditawari kekayaan, wanita, dan juga jabatan sebagai pemimpin Mekkah agar tidak menjelek-jelekkan Tuhan (Berhala) kaum kafir Quraisy dan bergantian menyembah Tuhan. Nabi menyembah Tuhan Quraisy setahun, dan kaum kafir Quraisy menyembah Allah selama setahun. Jika mengikuti ajakan kaum kafir tersebut, memang kita berbuat baik kepada mereka. Tapi kafir kepada Allah. Akhirnya Allah menurunkan surat Al Kaafiruun yang menegaskan tidak ada toleransi dalam hal Aqidah:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi saw. dengan menawarkan kekayaan agar beliau menjadi seorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan dikawinkan dengan yang beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata: “Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad, dengan syarat agar engkau jangan memaki-maki tuhan kami dan menjelekkannya, atau sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun.” Nabi saw menjawab: “Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku.” Ayat ini (S.109:1-6) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk menolak tawaran kaum kafir. Dan turun pula Surat Az Zumar ayat 64 sebagai perintah untuk menolak ajakan orang-orang bodoh yang menyembah berhala.
(Diriwayatkan oleh at-Thabarani dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah, al-’Ashi bin Wa-il, al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah saw dan berkata: “Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami.” Maka Allah menurunkan ayat ini (S.109:1-6)
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Mina.)
Inilah surat Al Kaafiruun ayat 1-6:
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Tegas bukan? Tidak pernah Nabi mengucapkan: “Selamat Menyembah Berhala”
Dan jika ada yang membolehkan mengucapkan selamat Natal bagi Muslim yang tinggal di daerah yang mayoritas Kristen, itu tak sesuai sunnah Nabi. Meski Nabi saat itu di Mekkah merupakan minoritas, tapi oleh Allah tetap bersikap tegas.
Berbuat baik itu adalah dengan mengatakan yang benar itu benar, dan salah itu salah. Orang yang salah, kita beritahu yang benar. Jadi mereka bisa jadi benar. Bukan justru didukung untuk terus tetap berbuat salah.
Dalil lainnya lagi adalah jika diberi penghormatan atau salam, hendaklah memberi penghormatan yang lebih baik lagi:
وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’: 86)
Padahal ayat di atas berkenaan dengan ucapan “Assalamu’alaikum” yang diucapkan oleh sesama Muslim yang wajib dibalas dan bahkan lebih baik lagi dengan ucapan “Wa’alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuhu”. Bukan ucapan “Selamat Natal” oleh orang musyrik kemudian kita balas lagi. Ayat selanjutnya membantah hal itu:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?” (QS. An-Nisa’: 87)
Bagaimana mungkin kita mengucapkan Selamat kepada orang yang tengah mengingkari ayat di atas dengan menyembah Tuhan selain Allah?
Jadi sekali lagi, Hari Natal adalah satu Syiar Agama Kristen di mana mereka saat itu merayakan hari lahirnya Tuhan mereka: Yesus. Syirik itu adalah dosa terbesar yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Tak pernah ada sunnah Nabi dan para sahabat mengucapkan Selamat Natal kepada ummat Kristen saat itu. Sebaliknya dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Nabi mengajak utusan Nasrani Najran untuk bermubahalah ketika kaum Nasrani ngotot bahwa Isa itu adalah Tuhan. Kutukan Allah akan menimpa kaum Nasrani jika mereka berdusta. Dan kaum Nasrani tak berani menerima tantangan itu:
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” [Ali 'Imran 59-64]
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [At Taubah 31]
[639]. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
Sesatnya kaum Yahudi dan Nasrani karena mereka mengikuti ulama mereka membabi-buta. Kita jangan taqlid pada ulama seperti mereka. Pegang teguh Al Qur’an dan Hadits. Ikutilah ulama yang lurus yang berpedoman pada Al Qur’an dan hadits. Bukan yang menyimpang dan sesat.
Dari berbagai ayat Al Qur’an mau pun hadits di atas, jelaslah bahwa argumentasi orang-orang yang menghalalkan ucapan Selamat Natal itu tak memiliki dalil Al Qur’an dan Hadits yang kuat. Karena berdasarkan dalil yang mereka pakai, tak pernah Nabi, para sahabat, tabi’in, serta Imam Madzhab mengucapkan Selamat Natal. Bahkan Nabi justru mengajak mereka bermubahalah:
“Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” [At Taubah 61]
Nabi tidak mengucapkan Selamat Natal. Justru mengajak mereka kembali ke jalan yang lurus!
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” [Al Israa' 31]
Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” [Al Baqarah 120]
Kaum Nasrani memang tidak akan senang dengan ummat Islam hingga kita mengikuti mereka. Tapi hendaknya kita tetap lurus. Jika ada hal yang syubhat/samar di mana ada yang bilang haram dan yang lain bilang halal, hendaklah kita tinggalkan yang syubhat. Insya Allah akan selamat. Selain itu karena Nabi dan Sahabat tak pernah mengucapkan Selamat Natal kepada kaum Nasrani meski dulu kaum Nasrani sudah ada, maka mengucapkannya adalah Bid’ah. Dan Bid’ah itu adalah sesat (HR Muslim).
Jadi marilah kita tetap lurus di jalan yang lurus dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Mohon sebarkan ini ke yang lain.

Jumat, 02 Desember 2011

AKTIVITAS MUSLIM PALEM PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR



      JADWAL PENGAJIAN BULANAN MUSHOLLA/MASJID AL MUTTAQIEN PALEM BLOK     PALEM RT.003 RW.006 PERRUMNAS I BUMI PARUNG PANGJANG BOGOR

NO    TGL/BL/TH             BERTEMPAT                       ALAMAT           KETERANGAN 

 1.    03 Desember 2011    Bpk. Slamet Riyadi                 Palem I                Pembukaan putaran 2
 2.    14 Januari 2012         Bpk. Abdul Kholik                 Palem IV     
 3 .   11 Pebruari 2012       Bpk. Safruddin                       Palem II
 4 .   10 Maret 2012           Bpk. Hadi Gunawan               Palem IV
 5.    14-Apr-12                 Bpk. Suherman (Jamal)           Palem I
 6.    12 Mei 2012              Bpk. Holi Manda                    Palem II
 7.    09 Juni 2012              Bpk. Sutrisno                          Palem VII
 8.    14 Juli 2012               Bpk. Agus Susanto                 Palem VII
 9.    11 Agustus 2012        LIBUR PUASA  
 10.   08-Sep-12                LIBUR LEBARAN  
 11.   13 Oktober 2012      Bpk. Mulyana                         Palem II
 12.   10 Nopember 2012   Bpk. Sulaeman Surna              Palem IV
 13.   08  Desember 2012   Bpk. Herliyanto                       Palem II
 14.   12 Januari 2013         Bpk. Syaefuddin (Didin)          Palem II
 15.   09 Pebruari 2013       Bpk. Kosasih Palem V 
 16.   09 Maret 2013          Bpk. Paidi                               Palem V
 17.   13-Apr-13                Bp. Mulyono                           Palem V
 18.   11 Mei 2013             Bpk. Karto                              Palem II
 19.   08 Juni 2013              Bpk. Hasan Sadeli (Acang)     Palem II
 20.   13 Juli 2013               LIBUR PUASA  
 21.   10 Agustus 2013        LIBUR PUASA/LEBARAN  
 22.   14-Sep-13                Bpk. Rahmat Syafawi               Palem III
 23.   12 Oktober 2013      Bpk. Asep  Supriyadi               Palem VIII
 24.   09 Nopember 201     Bpk. Asep Rahmat                  Palem II
 25.   14 Desember 2013    Bpk. Dahlan                            Palem IV
 26.   11 Januari 2014         Bpk. Siswanto                         Palem V
 27.   08 Pebruari 2014       Bpk. Firman                            Palem II
 28.   08 Maret 2014           Bpk.  Makhbub Junaidi           Palem VII
           
                                                                                                   Parung Panjang, 13 Nopember 2011
 Ketua,                                                                                         Sekretaris,
TTD                                                                                             TTD
 Drs. Sekhan Ash Sholih                                                               Sardijono

 Catatan :
 1. Bagi Bapak-bapak yang belum bersedia ketempatan pengajian dapat dialihkan  ke tempat tempat lain yang bersedia. 2. Pengajian dilaksanakan malam Minggu  dimulai ba'da sholat 'Isya sampai selesai. 3. Bapak-bapak dimohon membawa  Al Quran dan terjemahannya. 4. Susunan acaranya : a. Pembukaan. b. Pembacaan ayat-ayat Al Quran dan terjemahannya. c. Sambutan dari shohibul bait. d. Pembahasan materi Pengajian. e. Tanya jawab f. Penutup (doa)        


SAS  
Doa menyembelih qurban untuk sendiri 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرْ. اَللهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَاِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّى
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar. Ya Allah qurban ini adalah dariMu dan untukMu, maka terimalah qurban dariku.
Do’a menyembelih qurban milik orang lain
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرْ. اَللهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَاِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنْ
(sebutkan nama orang yang qurban)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar. Ya Allah qurban ini adalah dariMu dan untukMu, maka terimalah qurban dari….
 ( sebutkan nama orang yang qurban)




Jumat, 28 Oktober 2011

Jagalah Ke Islaman Saudara

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN
KEISLAMAN

Ketahuilah, bahwa ada beberapa hal yang dapat
mebatalkan keislaman seseorang. Dan yang paling
banyak terjadi ada sepuluh macam yang wajib dihindari.
Hal-hal tersebut ialah:

PERTAMA:

Mempersekutukan Allah (syirik) dalam ibadah. Allah
ta’ala befirman:

“ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah
niscaya Allah akan mengharamkan sorga baginya dan
tempat tinggalnya (kelak) adalah neraka, dan tiada
seorang penolongpun bagi orang-orang yang zalim “
( Al Maidah 72 )
Dan di antara perbuatan syirik tersebut ialah:
meminta doa dan pertolongan kepada orang-orang yang
telah mati, begitu pula bernadzar dan menyembelih
kurban demi mereka.

KEDUA:

Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya
dengan Allah dengan meminta do’a dan syafa’at serta
berserah diri (tawakkal) kepada perantara itu. Yang
melakukan hal tersebut, menurut kesepakatan ulama
(ijma’) adalah kafir.

KETIGA:

Tidak mengkafirkan orang musyrik, atau ragu akan
kekafiran mereka. Ataupun membenarkan faham
(mazhab) mereka, dengan demikian ia telah kafir.

KEEMPAT: 

Berkeyakinan bahwa selain tuntunan Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu lebih
sempurna, atau berkeyakinan bahwa selain ketentuan
hukum beliau itu lebih baik, sebagaimana mereka yang
mengutamakan aturan-aturan manusia yang melampaui
batas lagi menyimpang dari hukum Allah (peraturan
thaghut) dan mengenyampingkan hukum-hukum
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka yang
berkeyakinan seperti ini adalah kafir, sebagai contoh:

a. Berkeyakinan bahwa aturan-aturan dan perundangundangan
yang diciptakan manusia lebih utama dari
syari’at Islam. Atau berkeyakinan bahwa aturan
Islam tidak tepat untuk diterapkan pada masa kini,
atau berkeyakinan bahwa Islam adalah sebab
kemunduran kaum muslimin, atau berkeyakinan
bahwa ajaran Islam terbatas dalam mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya saja, tidak
mengatur urusan kehidupan lain.

b. Berpendapat bahwa melaksanakan hukum Allah
dalam memotong tangan pencuri, atau merajam
pelaku zina yang telah kawin (muhshan), tidak
sesuai lagi di masa kini.

c. Berkeyakinan dengan diperbolehkannya
menggunakan selain hukum Allah dalam segi
mu’amalah syari’ah (seperti: perdagangan, sewamenyewa,
pinjam-meminjam dsb), atau dalam
menentukan Hukum Pidana, atau lainnya, sekalipun
tidak disertai dengan keyakinan bahwa hukumhukum
tersebut lebih utama dari syari’at Islam.
Karena dengan demikian ia telah menghalalkan apa
yang diharamkan Allah menurut kesepakatan ulama
(ijma’). Sedangkan setiap orang yang menghalalkan
apa yang sudah jelas dan tegas diharamkan oleh
Allah dalam agama, seperti: zina, minuman keras,
riba dan penggunaan perundang-undangan selain
syariat Allah, maka ia adalah kafir menurut
kesepakatan ummat Islam (ijma’).

KELIMA:

Membenci sesuatu yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai syari’at
beliau, walaupun ia mengamalkannya, maka ia menjadi
kafir, karena Allah telah berfirman:

“Demikian itu adalah dikarenakan mereka benci
terhadap apa yang diturunkan oleh Allah, maka Allah
menghapuskan (pahala) segala amal mereka“
(Muhammad: 9).

KEENAM:

Memperolok-olok sesuatu dari ajaran Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, ataupun terhadap pahala
maupun siksaan yang telah menjadi ketetapan agama,
maka ia menjadi kafir, karena Allah telah berfirman:
“Katakanlah (wahai Muhammad), terhadap Allahkah
dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kau sekalian
memperolok-olok? Tiada arti kamu meminta maaf,
karena engkau telah kafir setelah beriman “ (Al Maidah:
65-66)

KETUJUH:

Sihir, di antaranya ialah ilmu guna-guna (sharf) yaitu
merobah kecintaan seorang suami terhadap istrinya
hingga menjadi benci, begitu juga ilmu pekasih, yaitu
menjadikan seseorang mencintai sesuatu yang tak
disenanginya dengan cara-cara setan. Maka barangsiapa
yang mengerjakan sihir atau senang dan rela dengannya
maka ia adalah kafir. Karena Allah berfirman:
“Sedang kedua malaikat itu tidak mengajarkan
(suatu sihir) kepada seorangpun sebelum mengatakan,
sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu
janganlah kamu kafir “ (Al Baqarah: 102).

KEDELAPAN:

Membantu dan menolong orang-orang musyrik untuk
memusuhi kaum muslimin, karena firman Allah ta’ala:
“Dan barangsiapa di antara kamu mengambil
mereka (Yahudi dan Nasrani) menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zhalim“ (Al Maidah: 51).

KESEMBILAN:

Berkeyakinan bahwa ada sebagian orang
diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, maka yang berkeyakinan
seperti ini adalah kafir, karena Allah berfirman:
“Barangsiapa menghendaki selain Islam sebagai
agama, maka tak akan diterima agama itu darinya, dan
ia di akhirat tergolong orang-orang yang merugi “ (Ali
Imran: 85)

KESEPULUH:

Siapa yang berpaling secara keseluruhan dari agama
Allah, atau dari hal-hal yang menjadi syarat mutlak
sebagai muslim, tanpa mempelajarinya dan tanpa
melaksanakan ajarannya. Karena Allah berfirman:
“Tiada yang lebih zalim daripada orang yang telah
mendapatkan peringatan melalui ayat-ayat Tuhannya,
kemudian ia berpaling daripadanya, sesungguhnya Kami
akan menimpakan pembalasan kepada orang-orang yang
berdosa“ (As Sajadah: 22).
“ Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa
yang diperingatkan kepada mereka ” ( Al Ahqaf: 3)

Dalam hal yang membatalkan keislaman ini, tak adabedanya dalam hukum, antara yang main-main dan yang
sungguh-sungguh, sengaja melanggar ataupun karena
takut, kecuali jika terpaksa. Semoga Allah melindungi
kita dari hal-hal yang mendatangkan kemurkaan-Nya dan
siksa-Nya yang pedih.

Senin, 29 Agustus 2011

Penentuan Lebaran Harus Berkiblat Masjidil Haram (Makkah)


Penentuan Lebaran Harus Berkiblat pada Arab Saudi

Senin, 29 Agustus 2011 00:05 WIB
Laporan Wartawan Tribun, Candra P. Pusponegoro
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Persamaan penentuan 1 Ramadan (awal puasa) setiap tahun selalu sama. Namun ketika menetapkan perayaan lebaran 1 Idul Fitri selalu berbeda dan banyak konflik pelik di masyarakat. Padahal jika umat Islam sadar dengan penuh, seluruh peradaban Islam itu berasal dari kota suci, yakni Madinah dan Makkah di Arab Saudi.
Bahkan sejak zaman nabi Muhammad hingga sekarang, di dua kota itu tidak pernah keliru menentukan pelaksanaan 1 Ramadan dan 1 Syawal. Mengapa justru di Indonesia sering terjadi perbedaan? Hal ini disesalkan oleh Ketua Majelis Pimpinan Cabang Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musholla Indonesia Kota Batam (MPC FAHMI TAMAMI), Ustaz Basir Daeng Masabbi.
Kepada Tribun Batam, Minggu (28/8/2011), selepas salat tarawih di Masjid Sirathal Mustakim Greenland Batam Centre, Ustaz Basir Daeng Masabbi perlu meluruskan akan masalah ini. Tujuannya supaya umat Islam tidak keliru menyikapi persoalan yang selalu tidak pernah beres setiap tahunnya. Dia menjelaskan antara Arab Saudi dengan Indonesia terpaut waktu sekitar 4 jam.
"Arab Saudi dengan Indonesia, khususnya Batam ini terpaut sekitar 4 jam. Jika di Madinah atau Makkah pukul 6.00 pagi maka di Batam pukul 10.00 wib dan tidak ada perbedaan hari. Begitu juga dengan negara paling jauh, misalnya Amerika hanya terpaut sekitar 8 jam dan harinya saat itu sama. Di Arab Senin maka di Batam juga Senin," tegas Ustaz Basir Daeng Massabi.
Artinya apa, lanjut dia, jika di Arab Saudi merayakan Idul Fitri, tentunya di Indonesia juga harus melakukan hal yang sama. Karena di sini hanya terjadi perbedaan jam dan bukan terjadi perbedaan hari. Lantas mengapa terjadi perselisihan, jika di Arab Saudi sudah 1 Syawal tetapi mengapa di Indonesia belum? Menurut dia, umat Islam harus berkiblat ke Madinah atau Makkah.
"Satu lagi, 1 Syawal itu hukumnya haram untuk berpuasa. Jika haram maka jelas berdosa, kemudian siapa yang sudi memikul dosanya?," ujar Ustaz Basir Daeng Massabi dengan nada tinggi.
Dari kacamata Ustaz Basir Daeng Masabbi, 1 Syawal merupakan ketetapan Allah sejak zaman 'azali' berdasarkan 'sunnatullah' yang tidak akan pernah meleset sedikitpun. Hanya saja, umat Islam terlalu dikotomi. Ingat, kata dia, setiap tahun masehi umat Islam selalu taat dan tidak pernah pernah berselisih pendapat tentang 25 Desember atau yang lainnya.
Namun kenyataannya, sampai sekarang ini umat Islam sendiri lebih takut kepada 'kepentingan' manusia. Yang ada justru tidak takut kepada hukum Allah itu sendiri. Makanya sering timbul bencana alam atau wabah melanda negeri ini. Padahal jika ditilik, bulan, bumi, dan matahari hanya ada satu jumlahnya. Kiblat umat Islam hanya kepada Madinah dan Makkah al Mukaramah.
Untuk itu perlu disadari bersama, lanjut dia, dari dulu banyak 'tangan-tangan' yang tidak suka jika umat Islam bersatu. Mereka selalu ingin mencerai-beraikan keadaan umat Islam. Termasuk mencampuri hari raya kemenangan atau Idul Fitri itu sendiri. Padahal jika dirasakan, justru umat Islam itu sendiri yang rugi besar. Maka seyogianya perlu ketegasan dari para pemimpin.
"Pemimpin kita harus tegas dan tidak boleh tawar-menawar dalam masalah hukum Islam. Hukum Islam itu bukan Nabi Muhammad yang membuat, tetapi Allah yang menentukan. Rasulullah hanya sebagai perantara penyampaian hukum Allah itu," tegas Ustaz Basir Daeng Masabbi.
Kemudian bagaimana dengan keadaan umat Islam sekarang ini yang sebentar lagi merayakan Idul Fitri? Menurut dia, solusi umat Islam harus kembali kepada Makkah dan Madinah. Artinya, selama bertahun-tahun salat selalu menghadap arah kiblat di Makkah, tentunya untuk Idul Fitri juga harus mengikuti mereka. Tidak ada alasan lain kecuali tunduk dan mematuhinya.
"Tidak ada solusi lain kecuali mengikuti keputusan ulama yang shahih dari Arab Saudi. Kita harus melakukan hal ini agar selamat di dunia dan akhirat. Sebab mereka di sana yang selalu kita ikuti," imbuh Ustaz Basir Daeng Masabbi menguraikan.
Untuk itu, dia mengimbau umat Islam di Batam dan Kepri untuk melangsungkan Idul Fitri harus mengikuti Arab Saudi. Sebab Madinah dan Makkah itu sendiri merupakan kiblat (pijakan) yang tidak bisa ditawar lagi. Tetapi jika umat Islam masih 'ngeyel', maka dia berlepas tangan. Dalam hal ini, jika Pemerintah salah menetapkan Idul Fitri, maka Pemerintahlah yang harus memikul dosanya.

Editor : Hasiolan Eko P Gultom
Sumber : Tribun Batam

Kamis, 30 Juni 2011

PERISTIWA ISRA' MI'RAJ NABI SAW


ISRA MI’RAJ NABI MUHAMMAD  SAW
MENURUT HADITS RIWAYAT MUSLIM


Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda : Jibril membawaku seekor Buraq yaitu sejenis hewan berwarna putih, lebih panjang dari keledai dan lebih pendek dari pada baghal. Ia dapat melompat sejauh mata memandang. Hewan itu lalu kutunggangi sampai ke Baitul Maqdis. Sampai di sana hewan itu kutambatkan yang biasa digunakan para Nabi. Kemudian aku masuk ke dalam masid dan sholat di situ dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa dua buah bejana, yang satu berisi khamar dan satu lagi berisi susu. Aku memilih susu. Kata Jibril, anda memilih yang benar.

Kemudian kami dibawa ke langit. Lalu Jibril minta supaya dibukakan pintu. Jibril ditanya, Anda siapa ? jawab Jibril Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong  aku berjumpa dengan Adam as. Beliau mengucapkan selamat datang kepadaku serta mendoakan kepadaku semoga beroleh kebaikan.

Kemudian kami naik ke langit kedua. Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak dan paman, yaitu  Isa as putra Maryam dan Yahya bin Zakaria as. Keduanya mengucapkan selamat datang kepadaku, serta mendoakan semoga aku beroleh kebaikan.

Kemudian aku dibawa ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Yusuf as, yang ketampanannya seperdua dari seluruh ketampanan yang ada. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku beroleh kebaikan.

Sesudah itu kami dibawa ke langit keempat. Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Idris as, Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku beroleh kebaikan. Firman Allah swt : Kami naikkan dia (Idris) ke tempat yang tinggi. (QS.Maryam : 57).

Kemudian kami naik ke langit kelima, Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Harun as, Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku beroleh kebaikan.

Kemudian kami naik ke langit keenam, lalu Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Musa as, Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku beroleh kebaikan.  

Kemudian kami naik ke langit ketujuh, Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya siapa anda ? Jibril menjawab, Aku Jibril, ditanya lagi siapa bersama anda ? jawab Jibril, Muhammad, ditanya lagi, sudah diutuskah dia (menjadi Rasul), jawab Jibril, ya benar Dia sudah diutus. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Ibrahim as, sedang bersandar ke Baitul Ma’mur, di mana 70.000 malaikat setiap hari masuk ke dalamnya dan mereka tidak pernah kembali lagi dari situ.

 Kemudian Jibril membawaku ke Sidratul Muntaha,  mendapatkan sebuah pohon yang daunnya seperti telinga gajah, dan buahnya sebesar kendi. Setiap kali ia tertutup dengan kehendak Allah, ia berubah sehingga tidak satupun makhluk Allah yang sanggup mengungkapkan keindahannya. Lalu Allah menurunkan wahyu kepadaku, mewajibkan sholat 50 kali sehari semalam. Sesudah itu aku turun ke tempat Musa as, Musa as bertanya, apa yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu ? jawabku sholat50 kali. Kata Musa as, Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan sanggup melakukannya. Aku sendiri telah mencoba terhadap Bani Israil. Kata Nabi Muhammad saw, aku kembali kepada Tuhanku, lalu aku memohon, Ya Tuhan, berilah umatku keringanan, maka Allah mengurangi lima. Sesudah itu aku kembali kepada Musa as, kataku Allah menguranginya lima,  Kata Musa as umatmu tidak akan sanggup menunaikan sebanyak itu. Karena itu kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan. Kata Nabi saw, selanjutnya, aku jadi berulang-ulang pulangpergi antara Tuhanku Tabaraka wata’ala dengan Musa as, sehingga Allah berfirman : Kesimpulannya shalat lima kali sehari semalam. Bagi tiap-tiap satu kali sholat, sama dengan nilainya sepuluh sholat, maka jumlah nilainya 50 juga.

 Dan siapa yang bermaksud hendak  berbuat kebajikan. Dan siapa yang bermaksud hendak berbuat kejahatan, tetapi tidak jadi dilaksanakannya, tidak akan ditulis apa-apa baginya. Tetapi jika dilaksanakannya, maka ditulis baginya balasan satu kejahatan. Sesudah itu aku turun kembali ke Musa as, lalu kuceritakan kepadanya apa yang difirmankan Tuhanku itu. Kata Musa kembailah kepada Tuhanmu, dan mintalah keringanan. Jawab Rasulullah saw, aku telah berulang kali kembali kepada Tuhanku meminta keringanan, sehingga aku malu kep[ada-Nya.

Shohih Muslim Jilid I Hadits no. 134 Halaman 80-85.






Minggu, 15 Mei 2011

ZAMAN AKHIR MANUSIA SEMAKIN CERDAS

Dengan melihat kemajuan yang semakin pesat dalam berbagai bidang keilmuan dan teknologi itu menandakan semakin cerdasnya manusia mengamati dan mengadakan penelitian terhadap alam semesta yang maha dahsyat ini, dan merupakan teka-teki bagi kebanyakan manusia yang semakin penasaran dengan serta ingin mengetahui hakekatnya.

Sifat dasar manusia ingin mengetahui segala hal yang dikenalnya tanpa kompromi, baimanapun cara dan metode untuk mengenal hakekat alam semesta sesuai dengan kemampuan menganalisa masing-masing manusia. Dalam hal ini banyak metode yang dikenal manusia diantaranya yang paling sukses adalah dengan metode logika murni.Metode ini tak terbantahkan dengan metode lain, hanya saja ada hal-hal yang tidak bisa diteliti berkaitan dengan terbatasnya logika dan kemampuan lainnya yang dimiliki manusia. Maka untuk mengatasi hal tersebut Allah swt memberikan keterangan dengan berbagai hal di luar logika manusia yang sebenarnya dapat diterima logika hanya logika tingkat yang sangat tinggi, manusia belum dapat menjangkaunya. Maka dengan itu Allah swt menyuruh kita untuk mempelajari Alquran sebagai wahyu Allah satu-satunya yang terjaga keasliannya, tanpa campur tangan makhluk.

Kita bisa melihat bagaimana kemampuan manusia untuk menundukkan alam semesta ini, bukan menundukkan bagaimana matahari terbit dari timur kemudian kita bikin terbit dari barat, tapi kekayaan alam diolah dengan sedemikian rupa dapat menghasilkan berbagai alat-alat modern berupa teknologi komunikasi, transportasi, ekonomi, alat-alat persenjataan modern, dan lainnya yang kesemuanya itu memerlukan penelitian tingkat tinggi dari logika yang dimiliki manusia secara bersama-sama memerlukan manusia lain untuk menyempurnakan hasil penemuan dan penelitiannya.

Jika sudah demikian hebat kemampuan manusia maka yang terjadi adalah manusia semakin penasaran dengan hakekat alam semesta mengapa diciptakan untuk apa, manusia akan sampai kepada kebenaran hakiki yang memang dikehendaki Allah swt, jika manusia menggunakan kebenaran itu dengan sesungguhnya tanpa tercampur dengan kepentingan kebathilan yang dipengaruhi oleh syaithon.

Itulah kebenaran yang mengarah kepada kebenaran Ilahi dan satu-satunya jalan untuk mencapai itu semua adalah jalan taqwa kepada Allah swt satu-satunya Tuhan yang berhak disembah oleh makhluknya. Allah swt selalu menyuruh manusia menggunakan akalnya untuk meneliti alam semesta dengan sekuat tenaga agar sampai kepada kebenaran yang tak terbantahkan, kemudian mengimaninya dengan baik, itulah manusia yang sangat beruntung du dunia maupun diakhirat.




Kamis, 28 April 2011

JAUHKANLAH DARI PERZINAAN PENYEBAB PENYAKIT AIDS


Bahaya Zina
Melihat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh zina merupakan bahaya yang tergolong besar, disamping juga bertentangan dengan aturan universal yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan nasab (keturunan), menjaga kesucian dan kehormatan diri, juga mewaspadai hal hal yang menimbulkan permusuhan serta perasaan benci diantara manusia, disebabkan pengrusakan terhadap kesucian istri, putri, saudara perempuan dan ibu mereka, yang ini semua jelas akan merusak tatanan kehidupan.

Kamis, 10 Maret 2011

Kisah Nabi Musa as

Kemudian Allah  telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat ) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.
 Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata: "Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu."
Dan telah Allah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan."
Dan (Allah telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Allah kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Allah kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.

 Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Allah) pada waktu yang telah Allah tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur."
Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami).
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). 

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
 Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa."
Masih bersambung .....

Senin, 14 Februari 2011

Valentine ? Islam menjelaskan !

Valentine’s Day sebenarnya, bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor kuffar. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine ? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

Sabtu, 05 Februari 2011

KEBENARAN AL QURAN TERBUKTI SECARA BERTAHAP SEJALAN DENGAN KECERDASAN MANUSIA


Kebenaran Alquran akan terbukti sesuai dengan semakin cerdasnya
 manusia mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu contoh manusia dengan kemampuan mengamati fenomena
 alam semesta seperti matahari, baru pada abad 
ke 19 kurang lebih manusia baru mengetahui bahwa matahari ternyata
 beredar menurut garis edarannya. Sementa
itu manusia belum mengetahuinya. Pada hal pengetahuan itu telah
 disampaikan dalam Alquran surat Yasin ayat 38. 
Sudah 14 abad yang silam Allah memberitahukan kepada manusia.
QS.Yasin : 38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
 Demikianlah  ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. 


Kamis, 13 Januari 2011

PROPOSAL MASJID AT TAQWA






         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609, 081389456111, 085692317419

PROPOSAL PEMBANGUNAN

MASJID RAYA “ AT – TAQWA “

PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG – BOGOR



                                                           

 

I.   PENDAHULUAN


  1. LANDASAN HUKUM :

1.            QS.  At – Taubah ayat 18 :


“ Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan tidak takut ( kepada siapapun ) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk “.
2.      Hadits Nabi Muhammad Saw, yang berbunyi :
مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
         “ Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam surga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6128).
3.      Pancasila dan UUD 1945 Bab XI pasal 29 ayat 2.       





         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609

 

B.     DASAR PEMIKIRAN


            Masyarakat di Perumnas I Bumi Parung Panjang Bogor mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebuah komplek perumahan yang terhitung masih muda yaitu didirikan sekitar tahun 1996 dan telah dihuni hingga sekarang yang perkembangan penduduknya semakin banyak termasuk penambahan dan perkembangan penduduk yang beragama Islam.
Namun salah satu fasilitas masjid sebagai sarana ibadah dan aktivitas lainnya bagi umat Islam belum ada.
            Usaha ke arah pendirian pembangunan masjid sebenarnya telah dilakukan sejak pertama ada penghuni di komplek ini, namun hingga saat ini hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu kami sebagai pengurus BKM sekaligus Panitia Pembangunan Masjid At-Taqwa yang baru, yang telah diberi amanah sesuai hasil kesepakatan dan musyawarah seluruh tokoh masyarakat se-Perumnas I, harus berupaya menindaklanjuti dan merealisasikan pembangunan Masjid At-Taqwa sebagai sarana tempat beribadah, pembinaan ukhuwah Islamiyah, dakwah dan aktivitas umat Islam lainnya, khususnya di lingkungan Perumnas I Parungpanjang.

II. NAMA DAN TEMPAT


A.    N A M A


Nama adalah Pembanguna Masjid Raya “ AT – TAQWA “ Perumnas I Bumi Parung Panjang – Bogor.

B.     T E M P A T


Yaitu antara Jalan Beringin Raya dan Jati Raya ( sebelah Selatan kuburan ) Perumnas I Bumi Parung Panjang Bogor,  Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang – Kabupaten Bogor ( lokasi terlampir ).






         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609

 

III. RENCANA, WAKTU DAN TUJUAN


A.    R E N C A N A


Masjid Raya At-Taqwa akan dibangun di areal tanah seluas + 3.150 M 2 dengan luas ruangan 1.000 M 2,  terdiri dari satu lantai.

B.     W A K T U


Waktu pelaksanaan pembangunan Masjid Raya At-Taqwa telah dimulai pada hari Selasa 01 Muharram 1423 H atau 04 Maret 2003 M dengan ditandai peletakan batu pertama oleh KH. Asmawi.

C.    T U J U A N

1.      Meningkatkan semangat Ukhuwah Islamiyah sesama warga Perumnas I Bumi Parung Panjang Bogor.
2.      Meningkatkan kesadaran dan menggugah kemauan umat Islam dalam menjawab setiap persoalan di masyarakat selaras dengan tujuan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.
3.      Mewujudkan keluarga yang Islami, dimana seluruh anggotanya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, bertindak tanduk menurut / sesuai tata cara Islam dalam kehidupan berumah tangga, melaksanakan pendidikan dengan baik dan atas kaidah-kaidah Islam.
4.      Meningkatkan Imtaq dan Iptek masyarakat Parung Panjang khususnya warga Perumnas I Bumi Parung Panjang Bogor.

 

IV. KEPENGURUSAN ( Terlampir )





         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609

 

 V. ANGGARAN DAN SUMBER DANA


  1. Anggaran
    1. Pekerjaan Persiapan                                                    Rp.      14.030.000,00
    2. Pekerjaan Pondasi                                                       Rp.      60.513.680,00
    3. Pekerjaan Konstruksi Beton                                       Rp.    118.860.000,00
    4. Pekerjaan Dinding                                                      Rp.      20.630.000,00
    5. Pekerjaan Pelapis Dinding                                          Rp.      31.090.000,00
    6. Pekerjaan Atap                                                            Rp.    168.250.000,00
    7. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela                                 Rp.      48.702.000,00
    8. Pekerjaan Plafon                                                         Rp.      39.871.000,00
    9. Pekerjaan Finishing Ruang Dalam                              Rp.        3.696.000,00
    10. Pekerjaan Lantai                                                         Rp.      61.988.800,00
    11. Pekerjaan Instalasi Listrik                                           Rp.        5.146.500,00
    12. Pekerjaan Pengecatan                                                 Rp.        8.977.500,00
    13. Pekerjaan Tempat Wudlu & Kamar Mandi                Rp.      91.212.000,00
    14. Pekerjaan Lain-lain                                                     Rp.        3.300.000,00



JUMLAH  BIAYA                                                    Rp.    676.267.480,00
JASA   10 %                                                                           67.626.748,00
JUMLAH                                                                    Rp.     743.894.228,00
PPN  10 %                                                                  Rp.       74.389.423,00

TOTAL RENCANA ANGGARAN  BIAYA       Rp.    818.283.651,00                                    
( delapan ratus delapan belas juta dua ratus delapan puluh tiga ribu enam ratus lima puluh satu rupiah saja )
Perincian terlampir






         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609

B.     Sumber Dana

    • Swadaya masyarakat Perumnas I Bumi Parung Panjang Bogor
    • Sumbangan Instansi Pemerintah / Swasta
    • Para Dermawan dan Donatur
    • Sumbangan lain-lain yang halal dan tidak mengikat.

VI.  GAMBAR RENCANA MASJID


 Gambar rencana Masjid Raya At-Taqwa ( terlampir )


VII. L A I N  -  L A I N


A.    Data Penduduk Muslim

1.      RW 05 Perumnas I Ds. Cibunar                     520   orang
2.      RW 06 Perumnas I Ds. Cibunar                     730   orang
3.      RW 07 Perumnas I Ds. Cibunar                     660   orang
 
J u m l a h                  1.910   orang
 

B.     Jarak Antar Masjid
Jarak antar Masjid Perumnas II dengan wilayah Perumnas I  ± 2 Km.













         BADAN KESEJAHTERAAN MASJID ( BKM )
" AT – TAQWA "
          PERUMNAS I BUMI PARUNG PANJANG BOGOR
                      Sekretariat : Jl. Jati VI No. 09 Ds. Cibunar Parung Panjang Bogor 16360 Tlp. (021) 5977676, 54260609


VIII. P E N U T U P


Demikian proposal ini kami susun dengan harapan semoga kaum Muslimin dan Muslimat dapat menyisihkan sebagian rizqinya untuk pembangunan Masjid Raya At-Taqwa ini dan semoga menjadi amal yang akan dibalas Allah SWT dengan berlipat ganda.
Aamiin…..

Parungpanjang,  04 Shafar 1432 H
                          10 Januari 2011
Ketua,                                                                                     Sekretaris,
            

                                            
( Drs. Sekhan Ash Sholih )                                       ( S u s a n t o , S.IP. )




Salurkan Infaq dan Amal Jariyah saudara sebagai tabungan di Akhirat kelak ke :


BJB  nomor rekening  0009568301100
an. Masjid At Taqwa Perumnas I BumiParung Panjang Bogor Jawa Barat.
atau

Bank BRI KCP Ciledug Nomor rekening 1106-01-005675-50-4
 an. Drs. Sekhan Ash Solih (Ketua DKM Masjid At Taqwa)

KLIK DAPAT DUIT

Raih duit dengan mudah

Bisnis online...? gabung disini...!

peluang usaha